Kartografi Digital: Definisi, Proses, Keunggulan, dan Perbedaannya dengan Kartografi Konvensional

Perkembangan teknologi banyak mempengaruhi kegiatan manusia. Pembuatan peta dari teknik tradisional hingga dengan menggunakaan teknologi komputer juga telah memacu perkembangan dalam kartografi yang kemudian memunculkan istilah kartografi digital.

Kartografi digital dapat diartikan sebagai penggunaan teknologi komputer dalam ilmu kartografi. Teknologi komputer sangat membantu kartografer dalam melaksanakan tugasnya, seperti: desain peta (map design), desain simbol (symbol design), isi peta (map content), tata letak peta (map lay-out), dan generalisasi (generalization). Komputer memberikan suatu alternatif yang bersifat mutakhir dalam metode pembuatan peta dibandingkan dengan metode manual.

Pengertian kartografi digital

Kartografi digital adalah suatu kegiatan dan proses dalam pembuatan peta dengan menggunakan teknologi komputer.

Kartografi digital dapat diartikan sebagai penggunaan teknologi komputer dalam ilmu kartografi (Robinson, dkk 1995).

kartografi digital
Proses kartografi pembuatan peta. Sumber: Kraak dan Ormeling.

Proses kartografi digital

Tahapan-tahapan dalam proses kartografi digital adalah:

  1. Pembuatan Digital Landscape Model (DLM)
  2. Pembuatan Digital Cartographic Model (DCM)
  3. Generalisasi peta digital
  4. Desain dan layout peta digital
  5. Diseminasi peta digital

Pembuatan Digital Landscape Model (DLM)

Digital Landscape Model (DLM) dalam proses pembuatan peta secara digital merupakan abstraksi kenampakan permukaan bumi yang dibuat dalam bentuk titik, garis atau area.

Pembuatan DLM dilakukan dengan melakukan input data ke format digital. Sumber data ini dapat berupa peta analog maupun interpretasi citra penginderaan jauh.

Teknik konversi data analog ke data digital dalam kartografi digital

Pembuatan peta dengan memanfaatkan teknologi komputer, dalam prakteknya, masih tetap memanfaatkan peta-peta manual yang merupakan produk dari kartografi “tradisional”.

Melalui proses yang bisa disebut sebagai proses digitalisasi, peta-peta manual (analog) dikonversi menjadi layer-layer data digital yang menjadi “bahan” pembuatan peta digital.

Hasil dari proses digitalisasi, yaitu data digital, dapat disimpan dalam dua format yang berbeda yaitu data raster dan data vektor.

Kedua format data digital tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, namun perkembangan teknolog telah memungkinkan konversi dari kedua format dilakukan dalam waktu yang cepat sehingga perbedaan antara keduanya tidak perlu dipermasalahkan.

Proses konversi data analog menjadi data digital, seiring dengan perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Secara garis besar proses konversi dari data analog menjadi data digital dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu: cara manual dan automatis.

Cara manual (ada yang menyebut sebagai cara manual konvensional) umumnya dilakukan dengan bantuan suatu interface yang biasa disebut digitizer.

Adanya alat yang disebut dengan scanner, memungkinkan cara manual dilakukan tanpa menggunakan digitizer tapi dengan suatu teknik yang disebut digitasi on screen (disebut pula head up digitizing technique).

BACA JUGA:  Model Bentuk Bumi dan Penggunaannya dalam Kartografi

Scanner, dengan bantuan perangkat lunak tertentu, juga memunculkan suatu teknik digitasi secara automatis (automated digitizing technique).

Pembuatan Digital Cartographic Model (DCM)

Digital Cartographic Model (DCM) dalam proses pembuatan peta secara digital merupakan bentuk visualisasi dari DLM, di mana dalam proses ini peta yang akan digambar sudah ditentukan. Visualisasi dalam hal ini ditunjukkan melalui simbolisasi feature atau kenampakan yang akan dipetakan.

Pemilihan karakter simbol ditentukan oleh beberapa hal, antara lain jenis data (nominal,interval, ordinal, rasio), dimensi data (titik, garis, area) dan tipe data (kuantitatif dan kualitatif), dan persepsi serta variabel visual.

Proses simbolisasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pembuatan sebuah peta, terutama peta tematik.

Hal ini dikarenakan simbolisasi akan mempengaruhi kemudahan pembacaan  peta oleh pengguna peta dan menambah aspek estetikanya.

Data-data yang menjadi sebuah informasi-informasi yang masuk dalam sebuah peta harus disimbolkan dengan baik dan benar.

Benar artinya penyimbolan yang dilakukan harus benar-benar merepresentasikan data dan menghasilkan informasi yang jelas. Sedangkan baik dalam artian tidak mengganggu pandangan pengguna peta.

Penggunaan komputer dalam pemetaan digital, memungkinkan bertambahnya variabel visual yang digunakan untuk mendesain simbol.

Dengan komputer, variabel visual warna dapat dibedakan lagi berdasarkan dimensi dari warna itu sendiri yang tersusun dari Hue, Brightnes, dan Saturation.

Dengan bertambahnya variabel visual yang dapat digunakan, variasi simbol yang dapat dibuat akan semakin banyak.

Digital Landscape Model dan Digital Cartographic Model dalam kartografi digital
Digital Landscape Model dan Digital Cartographic Model. Sumber: Kraak dan Ormeling.

Generalisasi peta dalam kartografi digital

Proses generalisasi dalam pembuatan peta yaitu pemilihan dan penyederhanaan elemen-elemen pada peta.

Generalisasi muncul karena bertambahnya kepadatan isi peta oleh reduksi skala dan terbatasnya kemampuan mata dalam melihat ukuran minimum pada peta.

Generalisasi berkaitan erat dengan skala peta dan tujuan pembuatan peta. Pada dasarnya, generalisasi dikelompokkan menjadi dua, yaitu generalisasi geometrik (penyederhanaan bentuk) dan generalisasi konseptual (penyederhanaan subyek yang dipetakan).

Aspek generalisasi terdiri dari pemilihan, penyederhanaan, penghilangan, pembesaran, pergeseran tempat, menitikberatkan, kombinasi, dan klasifikasi.

Sedangkan cara generalisasi dapat dilakukan secara langsung pada peta yang telah dikecilkan, peta asli sebelum dikecilkan, atau dengan skala perantara.

Dalam kartografi digital, proses generalisasi peta menjadi semakin mudah.

Kemudahan ini disebabkan oleh data yang berupa data digital dapat diedit dan dimanipulasi dengan lebih mudah jika dibandingkan dengan data manual yang digambar dengan tangan.

Selain itu, pada berbagai software kartografi dan sistem informasi geografis, proses generalisasi ini dimudahkan karena banyaknya fungsi atau tools yang sudah tersedia dan tinggal digunakan.

Desain dan layout peta dalam kartografi

Tampilan peta atau yang lebih dikenal dengan tata letak (lay-out) peta. Pada dasarnya, lay-out adalah cara penempatan unsur yang dipetakan beserta unsur-unsur kartografis lainnya.

Unsur-unsur kartografis lain yang dimaksud adalah judul peta, skala peta, legenda/ keterangan tentang isi peta, petunjuk lokasi peta (inzet), dan unsur penting lainnya.

Penempatan unsur-unsur tersebut beserta dengan isi peta, selain memperhatikan faktor estetika juga harus memperhatikan faktor kemudahan bagi pembaca untuk memahami isi dari peta.

BACA JUGA:  Inset Peta: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Cara Membuatnya

Penggunaan komputer dalam kartografi sangat membantu kartografer untuk merancang tata letak peta. Perubahan terhadap suatu hasil rancangan dapat dilakukan dengan cepat sehingga desain yang menarik pun lebih mudah dihasilkan.

Diseminasi data dalam kartografi digital

Diseminasi hasil pemetaan memegang peranan penting dalam kaitannya dengan penyediaan informasi bereferensi spasial. Peta yang telah dihasilkan, akan berkurang artinya apabila tidak disebarluaskan kepada para penggunanya.

Cara penyebarluasan hasil pemetaan digital telah berkembang pesat dengan tersedianya berbagai media penyimpan berkapasitas besar (compact disk, optical magneto disk, dll) dan adanya jaringan internet.

 Pada umumnya, peta dibuat untuk diperbanyak (duplicated) dan disebarluaskan pada penggunanya. Duplikasi dalam rangka diseminasi hasil pemetaan dalam kartografi digital memiliki fleksibilitas yang tinggi karena hasilnya berupa file digital.

Setidaknya ada 3 (tiga) cara diseminasi hasil pemetaan digital yang dapat dilakukan, yaitu:

  • hasil cetak (print out) peta digital, hasilnya adalah paper map (hardcopy map),
  • dengan media penyimpan berkapasitas besar untuk menyimpan file peta digital (softcopy), dan
  • menggunakan media internet.

Diseminasi hasil pemetaan digital yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, selain mempunyai kelebihan tentu memiliki kelemahan juga. Kemudahan untuk membuat salinan (copy) file peta digital, kemudahan untuk melakukan perubahan terhadap peta digital.

Di lain sisi, memberikan peluang terhadap pelanggaran hak cipta (Intellectual Property Right) atas suatu produk pemetaan digital. Kelebihan dan kekurangan yang ada pada suatu penggunaan teknologi harus sejak awal disadari, sehingga tindakan antisipatif dapat segera dilakukan.

Kartografi digital adalah

Keunggulan dan keterbatasan kartografi digital

Kartografi digital atau proses pembuatan peta secara digital mempunyai banyak keunggulan jika dibandingkan dengan pembuatan peta secara konvensional.

Keunggulan kartografi digital di antaranya adalah:

  • efisiensi yang lebih besar dalam produksi
  • kesalahan-kesalahan dalam pembuatan peta langsung dapat terlihat ketika proses pembuatan, dan bisa langsung diperbaiki.
  • redundansi proses pembuatan peta lebih sedikit
  • peningkatan kerjasama dan kolaborasi antar personal atau lembaga
  • beberapa proses dapat dilakukan secara otomatis
  • kemudahan berbagi data dengan rekan kerja dengan lebih mudah
  • kemampuan untuk mengintegrasikan dan membuat ulang data baru,
  • melakukan analisis geospasial,
  • kemudahan dalam hal berbagi data dan peta sehingga informasi dapat lebih mudah disebarluaskan.

Selain itu, keuntungan menggunakan peta dalam bentuk digital daripada peta konvensional, yaitu :

  • update data lebih cepat dan mudah
  • mudah merubah atau memperbarui komponen dalam peta,
  • mudah memperbesar bagian peta untuk menunjukkan komponen yang penting,
  • kemampuan untuk memperoleh peta dan data,
  • fasilitas tampilan lebih interaktif,  
  • tidak boros material.

Meskipun demikian, penggunaan kartografi digital juga memiliki kelemahan atau keterbatasan, yaitu:

  • Kualitas data yang sering tidak dapat dilacak
  • Kadang peta atau data dibuat oleh orang yang tidak kompeten (karena setiap orang dapat membuat peta)
  • Seringnya terjadi pembajakan data atau pelenggaran hak cipta terhadap peta.

Perbedaan kartografi digital dengan kartografi konvensional

Perbedaan antara kartografi konvensional dan kartografi digital (virtual), yaitu dalam hal :

  • pengumpulan data,
  • pemrosesan data dan
  • visualisasi data
  • diseminasi data

Perbedaan dalam hal pengumpulan data

Pengumpulan data kartografi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

  • dengan dokumentasi (mental map) suatu ekspedisi/perjalanan dan survei sederhana.
  • memanfaatkan fasilitas teknologi, misalnya data GPS, penginderaan jauh, metadata, dan survei terestris.
BACA JUGA:  Analisis Overlay dalam Sistem Informasi Geografis

Perbedaan dalam hal pemrosesan data

Pemrosesan data secara manual/konvensional merupakan pemrosesan data yang sangat menuntut ketrampilan si pemroses (manusia).

Pada masa lampau, pemrosesan data secara manual dipilih sebab belum ada teknologi (pemrosesan digital) yang ditemukan. Saat ini pemrosesan manual juga kadang dipilih.

Namun esensinya lain, bukan karena belum ada teknologi tetapi lebih ke arah ketersediaan dukungan teknologi (energi, hardware, software), dan pengadaan teknologi serta operasional, selain itu juga ketersediaan sumberdaya manusia yang mampu mengoperasikannya.

Sedangkan pemrosesan data secara digital merupakan pemrosesan data yang tergantung pada ketersediaan teknologi (alat-alat elektronik spesifik, misalnya : komputer/notebook, software,GPS, dan PDA).

Graphical User Interface tiap-tiap hardware dan software yang “memasyarakat” memicu sebuah fenomena baru berupa kemudahan pengoperasian teknologi oleh awam dalam memroses data-data spasial (dalam hal ini pembuatan peta).

 Sehingga, secara proses awam mampu melakukan pemrosesan data. Namun, secara kaedah dan konsep hanya ahli-ahli kartografi yang mampu menghasilkan produk kartografi (peta) yang benar dan diterima secara internasional.

Perbedaan dalam hal visualisasi data

Visualisasi data secara manual/konvensional merupakan visualisasi data di atas bidang datar atau media keras (misalnya : kertas, batu).

Sehingga, visualisasi secara konvensional diawali dengan pencetakan.

Pada visualisasi data secara digital/virtual merupakan visualisasi data pada media elektronik. Visualisasi secara digital ini memungkinkan pengguna mengkomposisikan produk kartografi secara mandiri sesuai kebutuhannya.

Perbedaan dalam hal diseminasi data

Dalam kartografi konvensional, diseminasi peta dilakukan dengan peta cetak (hard copy). Sehingga, distribusi dan penggandaan peta menjadi kendala.

Dalam kartografi digital, masalah seperti ini tidak akan ditemukan. Peta dan data dibagikan via media digital. Kemudahan ini dipercepat pula dengan perkembangan internet di masa kini.

Perkembangan teknologi internet mempengaruhi distribusi peta dalam bentuk softcopy dan memacu adanya kartografi internet. Penggunaan fasilitas internet diakibatkan oleh faktor harga yang lebih murah dan waktu pengiriman yang sangat cepat, daripada distribusi peta dalam bentuk hardcopy.

Selain itu, peta yang ada di internet biasanya lebih interaktif sehingga dapat dinikmati oleh orang di luar kartografi (bidang ilmu lain) dan masyarakat luas.

Kesimpulan

Kartografi digital dapat diartikan sebagai penggunaan teknologi komputer dalam ilmu kartografi.

Teknologi komputer sangat membantu kartografer dalam melaksanakan tugasnya, seperti: desain peta (map design), desain simbol (symbol design), isi peta (map content), tata letak peta (map lay-out), dan generalisasi (generalization).

Komputer memberikan suatu alternatif yang bersifat mutakhir dalam metode pembuatan peta dibandingkan dengan metode manual.

Konsep kartografi digital, terutama pembuatan peta secara digital, harus dipahami dengan baik oleh kartografer-kartografer pada masa sekarang.

Kartografer ini sudah seharusnya mengikuti perkembangan teknologi khususnya di bidang pemetaan demi kemajuan ilmu itu sendiri dan pelaksanaan pembuatan peta yang lebih efektif dan efisien dengan hasil yang lebih baik.

About The Author

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top