Teknik Sampling

Teknik Pengambilan Sampel

Dalam proses sampling, penentuan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik-teknik sampling tertentu. Untuk dapat melakukan sampling dengan optimal, teknik sampling ini perlu dipahami dengan baik.

Teknik sampling adalah metode-metode tertentu yang digunakan untuk melakukan pengumpulan sampel penelitian. Teknik pengumpulan sampel dapat dibagi menjadi probability dan non probability sampling.

Setiap teknik sampling memiliki karakteristik, keunggulan, dan kelemahannya masing-masing, serta keadaan-keadaan kapan suatu teknik sampling sesuai untuk digunakan.

Artikel blog ini mencoba beberapa teknik tersebut.

Teknik pengambilan sampel

Tujuan melakukan sampling adalah untuk membuat proses penelitian lebih akurat, serta lebih hemat dalam hal biaya serta waktu.

Pengambilan sampel dilakukan melalui beberapa proses sampling, yaitu mendefinisikan populasi (Population), menentukan kerangka sampel (Frame), menentukan unit sampling (Unit), menentukan ukuran sample (Size), memilih metode atau teknik sampling (Method), dan menerapkan sampling (Survey).

Teknik pengambilan sampel dapat dibagi menjadi:

Jenis-jenis probability sampling di antaranya:

  • Simple random sampling
  • Stratified random sampling
  • Cluster sampling
  • Systematic sampling

Non Probability sampling di antaranya:

  • Purposive sampling
  • Convenience sampling
  • Voluntary response sampling
  • Snowball sampling

#1. Simple random sampling

Pengertian

Sampling acak sederhana atau Simple random sampling adalah teknik pengumpulan sampel probability sampling di mana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih, dan sampel dipilih secara acak.

Jenis

Simple random sampling termasuk ke dalam jenis probability sampling atau random sampling.

Karakteristik

Dalam sampel acak sederhana, setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Dengan demikian, kerangka sampling harus mencakup seluruh populasi.

Metode simple random sampling dapat diandalkan untuk memperoleh informasi di mana setiap anggota populasi dipilih secara acak.

class="wp-block-heading">Kapan digunakan

Simple random sampling digunakan ketika:

  1. Jumlah individu dalam populasi diketahui
  2. Variasi karakteristik individu dalam populasi rendah/ tidak ada.
  3. Karakteristik populasi belum diketahui, dan diasumsikan sama.

Keunggulan

Keunggulan atau kelebihan dari teknik simple random sampling adalah:

  1. Sangat sederhana untuk dilakukan
  2. Menghemat waktu dan biaya

Kekurangan

Kekurangan atau kelemahan dari teknik simple random sampling dibandingkan dengan teknik sampling lainnya antara lain:

  1. Jumlah individu dalam populasi harus diketahui.
  2. Kita harus memastikan setiap individu tidak dikelompokkan berdasarkan strata apapun.

Prosedur

Langkah-langkah untuk melakukan simple random sampling adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan populasi
  2. Menentukan kerangka sampel
  3. Menentukan jumlah sampel
  4. Memberikan identitas yang unik pada setiap individu/ unit. Misal dengan menggunakan nomor urut dari 1 samapi sejumlah nomor sampel terakhir.
  5. Mengambil sampel secara acak berdasarkan nomor, misal dengan menggunakan undian atau generator angka aca yang sudah tersedia online.
  6. Mengambil sampel dengan jumlah sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan.

Ilustrasi

Berikut ilustrasi simple random sampling.

Simple random sampling. Sumber: Wikimedia Commons

Contoh

Beberapa contoh simple random sampling:

  1. Pemilihan acak 20 siswa dari kelas 50 siswa. Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Di sini probabilitas pemilihan adalah 1/50. Untuk memilih 20 siswa, kita bisa menggunakan undian seperti lotere atau dengan skema seperti arisan.
  2. Kita ingin memilih sampel acak sederhana dari 100 dari 5000 karyawan  (10%) Perusahaan X. Kita dapat menetapkan nomor untuk setiap karyawan di database perusahaan dari 1 hingga 5000, dan menggunakan generator nomor acak untuk memilih 100 nomor.

#2. Systematic sampling

Pengertian

Sampling sistematik  atau systematic random sampling adalah teknik pengumpulan sampel probability sampling di mana pemilihan sampel dilakukan secara sistematik berdasarkan interval tetap yang sudah ditentukan sebelumnya, dengan diawali pada titik random.

Jenis

Systematic random sampling termasuk ke dalam jenis probability sampling atau random sampling.

Karakteristik

Pengambilan sampel sistematik mirip dengan pengambilan sampel acak sederhana, tetapi biasanya sedikit lebih mudah dilakukan. Setiap anggota populasi terdaftar dengan nomor, tetapi bukannya memilih nomor secara acak, individu dipilih secara sistematis.

Jika kita menggunakan teknik ini, penting untuk memastikan bahwa tidak ada pola tersembunyi dalam daftar yang mungkin membuat sampel.

Misalnya, database siswa mengelompokkan berdasarkan kelas, dan setiap kelas diurutkan berdasarkan rangking. Kita harus hati-hati, bisa jadi interval yang kita pilih membuat sampel yang terpilih cenderung mengelompok pada siswa-siswa dengan rangking yang tinggi saja.

Kapan digunakan

Kapan menggunakan Systematic random sampling?

Systematic random sampling digunakan jika:

  1. Jumlah individu dalam populasi diketahui
  2. Variasi karakteristik individu dalam populasi rendah/ tidak ada.
  3. Karakteristik populasi belum diketahui, dan diasumsikan sama.
  4. Tidak ada pengelompokan tertentu pada daftar populasi.

Keunggulan

Keunggulan atau kelebihan dari teknik systematic sampling adalah:

  1. Sangat sederhana untuk dilakukan
  2. Menghemat waktu dan biaya

Kekurangan

Kekurangan atau kelemahan dari teknik systematic random sampling dibandingkan dengan teknik sampling lainnya antara lain:

  1. Jumlah individu dalam populasi harus diketahui.
  2. Kita harus memastikan setiap individu tidak dikelompokkan berdasarkan strata apapun.

Prosedur

Langkah-langkah untuk melakukan systematic random sampling adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan populasi
  2. Menentukan kerangka sampel
  3. Menentukan jumlah sampel
  4. Memberikan identitas yang unik pada setiap individu/ unit. Misal dengan menggunakan nomor urut dari 1 sampai sejumlah nomor sampel terakhir.
  5. Mengambil sampel secara sistematis berdasarkan nomor, misal dengan memilih angka ganjil atau genap saja.
  6. Memilih nomor awal. Misal, kita pilih nomor awal 7. Pengambilan sampel juga dapat menggunakan kelipatan tertentu, misal mengambil nomor setiap kelipatan 10. Artinya yang terpilih adalah nomor 7, 17, 27, 37, dan seterusnya.
  7. Mengambil sampel dengan jumlah sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan.

Ilustrasi

Berikut ilustrasi sistematik random sampling.

Systematic random sampling
Systematic random sampling. Sumber: Wikimedia Commons

Contoh

Beberapa contoh kasus ketika kita dapat melakukan systematic random sampling:

  1. Pemilihan acak 25 siswa dari kelas 50 siswa. Untuk memilih 25 siswa, kita bisa memilih siswa-siswa dengan nomor absen ganjil saja.
  2. Kita ingin memilih sampel acak sederhana dari 100 dari 1000 karyawan  (10%) Perusahaan X. Kita dapat menetapkan nomor untuk setiap karyawan di database perusahaan dari 1 hingga 1000.  Dari 10 nomor pertama, Anda secara acak memilih titik awal: nomor 6. Dari nomor 6 dan seterusnya, setiap orang ke-10 dalam daftar dipilih (6, 16, 26, 36, dan seterusnya), dan Anda mendapatkan sampel dari 100 orang
BACA JUGA:  14 Contoh Penerapan Machine Learning dalam Kehidupan Sehari-hari

#3. Stratified sampling

Pengertian

Sampling bertingkat  atau Stratified random sampling adalah teknik pengumpulan sampel probability sampling di mana peneliti membagi populasi menjadi kelompok-kelompok kecil yang tidak tumpang tindih tetapi mewakili seluruh populasi. Saat pengambilan sampel, kelompok-kelompok ini dapat diatur dan kemudian mengambil sampel dari setiap kelompok secara terpisah.

Jenis

Stratified random sampling termasuk ke dalam jenis probability sampling atau random sampling.

Karakteristik

Pengambilan sampel bertingkat melibatkan membagi populasi menjadi subpopulasi yang mungkin berbeda dalam hal-hal penting. Langkah ini memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan yang lebih tepat dengan memastikan bahwa setiap subkelompok terwakili dalam sampel.

Untuk menggunakan metode pengambilan sampel ini, kita membagi populasi menjadi subkelompok (disebut strata) berdasarkan karakteristik yang relevan (misalnya jenis kelamin, rentang usia, golongan pendapatan, dll).

Berdasarkan proporsi keseluruhan populasi, kita hitung berapa banyak orang yang harus dijadikan sampel dari setiap subkelompok. Kemudian kita menggunakan sampling acak atau sistematis untuk memilih sampel dari setiap subkelompok.

Kapan digunakan

Stratified random sampling digunakan ketika:

  1. Jumlah individu dalam populasi diketahui
  2. Pengetahuan awal mengenai populasi sebagai kriteria untuk membagi subkelompok (strata) diketahui
  3. Peneliti ingin fokus pada strata tertentu

Keunggulan

Keunggulan atau kelebihan dari teknik Stratified sampling adalah:

  1. Sederhana untuk dilakukan
  2. Mampu memberikan sampel yang representatif berdasarkan strata

Kekurangan

Kekurangan atau kelemahan dari teknik Stratified random sampling dibandingkan dengan teknik sampling lainnya antara lain:

  1. Jumlah individu dalam populasi harus diketahui.
  2. Kita harus memiliki pengetahuan untuk membagi populasi berdasarkan strata

Prosedur

Langkah-langkah untuk melakukan Stratified random sampling adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan populasi
  2. Menentukan kerangka sampel
  3. Menentukan jumlah sampel
  4. Membuat subkelompok atau strata berdasarkan kriteria tertentu.
  5. Menentukan jumlah sampel pada setiap strata secara proporsional terhadap jumlah sampel.
  6. Mengambil sampel pada setiap strata secara acak (simple random sampling) maupun sistematis (systematic sampling)
  7. Mengambil sampel dengan jumlah sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan.

Ilustrasi

Berikut ilustrasi Stratified random sampling.

Stratified sampling
Stratified sampling. Sumber: Wikimedia Commons

Contoh

Beberapa contoh kasus ketika kita dapat melakukan Stratified random sampling:

  1. Pemilihan sampel pada kelas unggulan dan non unggulan. Misal ada 1 kelas unggulan berisi 40 siswa, dan 4 kelas non unggulan berisi 160 siswa. Selanjutnya diambil 100 siswa, 20 siswa dari kelas unggulan, dan 80 siswa dari kelas non unggulan.
  2. Perusahaan Z memiliki 800 karyawan wanita dan 200 karyawan pria. Kita ingin memastikan bahwa sampel mencerminkan keseimbangan gender perusahaan, sehingga Anda mengurutkan populasi menjadi dua strata berdasarkan jenis kelamin. Kemudian kita menggunakan pengambilan sampel acak pada setiap kelompok, memilih 80 wanita dan 20 pria, yang memberi kita sampel yang representatif dari 100 orang.

#4. Cluster sampling

Pengertian

Klaster sampling atau Cluster sampling adalah teknik pengumpulan sampel probability di mana peneliti membagi seluruh populasi menjadi beberapa bagian atau cluster yang mewakili suatu populasi.

Klaster ini merupakan subkelompok yang dikelompokkan secara homogen, tapi di dalam klaster sendiri setiap individunya berbeda.

Pada dasarnya, setiap cluster adalah representasi mini dari seluruh populasi.

Jenis

Cluster sampling termasuk ke dalam jenis probability sampling atau random sampling.

Karakteristik

Pengambilan sampel klaster juga melibatkan pembagian populasi menjadi subkelompok, tetapi setiap subkelompok harus memiliki karakteristik yang serupa dengan keseluruhan sampel. Selanjutnya kita mengambil sampel individu dari setiap subkelompok, kita secara acak memilih seluruh subkelompok.

Ada tiga jenis metode pengambilan sampel elemen dalam metode cluster sampling:

  • One stage cluster sampling
  • Two-stage cluster sampling
  • Multi-stage cluster sampling

Dalam one-stage sampling, semua elemen di setiap cluster yang dipilih diambil sampelnya. Dalam pengambilan sampel dua tahap dan multitahap, pengambilan sampel acak sederhana diterapkan dalam setiap cluster untuk memilih subsampel elemen di setiap cluster.

Klaster dalam cluster sampling didefinisikan dengan kriteria:

  • Setiap populasi cluster harus beragam mungkin. Anda ingin setiap karakteristik potensial dari seluruh populasi terwakili dalam setiap cluster.
  • Setiap cluster harus memiliki sebaran karakteristik yang sama dengan sebaran populasi secara keseluruhan.
  • Secara bersama-sama, cluster harus mencakup seluruh populasi.
  • Tidak ada tumpang tindih antar cluster (yaitu orang atau unit yang sama tidak muncul di lebih dari satu cluster).

Metode cluster mirip dengan pengambilan sampel bertingkat (stratified), tapi berbeda.

Dalam pengambilan sampel bertingkat (stratified), populasi dibagi menjadi kelompok-kelompok yang saling eksklusif yang heterogen secara eksternal tetapi homogen secara internal.

Misalnya, dalam pengambilan sampel bertingkat, seorang peneliti dapat membagi populasi menjadi dua kelompok: laki-laki vs perempuan. Sebaliknya, dalam cluster sampling, cluster-cluster tersebut mirip satu sama lain tetapi dengan komposisi internal yang berbeda, misal dibagi berdasarkan tempat tinggal.

Kapan digunakan

Kapan kita menggunakan Cluster sampling?

  1. Jika kerangka penarikan contoh elemen tidak tersedia, atau untuk mendapatkannya perlu biaya yang besar
  2. Jika biaya untuk memperoleh amatan meningkat dengan semakin jauhnya jarak antar elemen populasi

Keunggulan

Keunggulan atau kelebihan dari teknik Cluster sampling adalah:

  1. Umumnya lebih murah daripada pengambilan sampel acak sederhana atau bertingkat karena memerlukan biaya administrasi dan perjalanan yang lebih sedikit.
  2. Sesuai untuk populasi yang sangat besar

Kekurangan

Kekurangan atau kelemahan dari teknik Cluster sampling dibandingkan dengan teknik sampling lainnya antara lain:

  1. Rentan terhadap bias. Jika cluster yang mewakili seluruh populasi dibentuk berdasarkan opini yang bias, kesimpulan tentang seluruh populasi juga akan menjadi bias.
  2. Umumnya, sampel yang diambil menggunakan metode cluster rentan terhadap kesalahan pengambilan sampel yang lebih tinggi daripada sampel yang dibentuk menggunakan metode pengambilan sampel lainnya

Prosedur

Langkah-langkah untuk melakukan Cluster sampling adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan populasi
  2. Menentukan kerangka sampel
  3. Menentukan jumlah sampel
  4. Membagi populasi berdasarkan klaster.
  5. Memilih beberapa klaster secara acak
  6. One-stage = mengambil semua individu atau unit dalam kalster terpilih sebagai sampel.
  7. Multi-stage = mengambil sampel pada setiap klaster terpilih secara acak (simple random sampling)

Ilustrasi

Berikut ilustrasi Cluster sampling.

Cluster sampling
Cluster sampling. Sumber: Wikimedia Commons

Contoh

Beberapa contoh kasus ketika kita dapat melakukan Cluster sampling:

  1. Perusahaan ini memiliki kantor di 10 kota di seluruh negeri (semua dengan jumlah karyawan yang kira-kira sama dengan peran yang sama). Kita tidak memiliki kapasitas untuk melakukan perjalanan ke setiap kantor untuk mengumpulkan data, jadi kita menggunakan sampling acak untuk memilih 3 kantor – kantor inilah klaster kita.

#5. Convenience sampling

Pengertian

Convenience sampling adalah teknik pengumpulan sampel non probability di mana pengambilan sampel didasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya.

Convenience sampling juga sering disebut sebagai accidental sampling.

Jenis

Convenience sampling termasuk ke dalam jenis non-probability sampling atau non random sampling.

Karakteristik

Convenience sampling hanya mencakup individu-individu yang kebetulan paling mudah diakses oleh peneliti.

Teknik ini adalah cara yang mudah dan murah untuk mengumpulkan data awal, tetapi tidak ada cara untuk mengetahui apakah sampel tersebut mewakili populasi, sehingga tidak dapat menghasilkan hasil yang dapat digeneralisasikan untuk populasi.

Peneliti hampir tidak memiliki wewenang untuk memilih elemen sampel, dan itu murni dilakukan berdasarkan kedekatan dan bukan keterwakilan.

BACA JUGA:  Download dan Reproyeksi Citra MODIS Secara Cepat dengan Package MODIStsp di R

Kapan digunakan

Kapan kita menggunakan Convenience sampling?

  1. Jika kerangka penarikan contoh elemen tidak tersedia, atau untuk mendapatkannya perlu biaya yang besar
  2. Jika biaya untuk memperoleh amatan meningkat dengan semakin jauhnya jarak antar elemen populasi
  3. Untuk memperoleh gambaran awal terkait penelitian.

Keunggulan

Keunggulan atau kelebihan dari teknik Convenience sampling adalah:

  1. Murah dan hemat waktu
  2. Lebih mudah dilakukan
  3. Mengumpulkan data lebih cepat
  4. Sesuai untuk penjajakan penelitian awal atau pilot study.

Kekurangan

Kekurangan atau kelemahan dari teknik Convenience sampling dibandingkan dengan teknik sampling lainnya antara lain:

  1. Sangat rentan terhadap bias, tidak bisa digunakan untuk menarik kesimpulan seluruh populasi.
  2. Membutuhkan kehati-hatian dalam membuat kesimpulan.
  3. Tidak sesuai untuk penelitian deskriptif.

Prosedur

Langkah-langkah untuk melakukan Convenience sampling adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan jika seseorang memiliki karakteristik yang sesuai dan masuk ke dalam populasi yang kita teliti.
  2. Jika sesuai, maka kita bisa mulai mengumpulkan data.
  3. Mengulangi langkah yang sama untuk individu lainnya sampai jumlah sampel cukup.

Ilustrasi

Berikut ilustrasi Convenience sampling.

Convenience Sampling
Convenience Sampling: Peneliti memilih unit/ individu yang paling mudah dijangkau.

Contoh

Beberapa contoh Convenience sampling:

  1. Kita sedang meneliti opini tentang layanan dukungan mahasiswa di universitas kita, jadi setelah setiap kelas, kita meminta sesama mahasiswa untuk menyelesaikan survei tentang topik tersebut. Ini adalah cara yang mudah untuk mengumpulkan data, tetapi karena kita hanya mensurvei siswa yang mengambil kelas yang sama dengan kita di tingkat yang sama, sampel tidak mewakili semua siswa di universitas.

#6. Voluntary response sampling

Pengertian

Voluntary response sampling adalah teknik pengumpulan sampel non-probability di mana sampel merupakan individua yang secara sukarela mau menjadi bagian dalam penelitian.

Jenis

Voluntary response sampling termasuk ke dalam jenis non-probability sampling atau non random sampling.

Karakteristik

Mirip dengan convenience sampling, Voluntary response sampling terutama didasarkan pada kemudahan akses. Dalam metode ini,  peneliti tidak memilih peserta sampling, tetapi orang-orang yang  menjadi sukarelawan untuk menjadi sampel (misalnya dengan menanggapi survei online publik).

Kita mengirimkan survei ke semua mahasiswa di universitas dan banyak mahasiswa memutuskan untuk mengisinya. Ini menjadi sampel kita.

Teknik ini tentu dapat memberi kita wawasan tentang topik tersebut, tetapi orang-orang yang merespons kemungkinan besar adalah mereka yang memiliki pendapat kuat tentang penelitian kita, jadi kita tidak dapat yakin bahwa pendapat mereka mewakili semua siswa.

Kapan digunakan

Kapan kita menggunakan Voluntary response sampling?

  1. Jika kerangka penarikan contoh elemen tidak tersedia, atau untuk mendapatkannya perlu biaya yang besar

Keunggulan

Keunggulan atau kelebihan dari teknik Voluntary response sampling adalah:

  • Sederhana
  • Murah
  • Data mudah dikumpulkan
  • Membutuhkan sedikit usaha oleh peneliti
  • Memiliki peluang untuk menyediakan informasi kualitatif yang “kaya”
  • Diperlukan upaya minimal

Kekurangan

Kekurangan atau kelemahan dari teknik Voluntary response sampling dibandingkan dengan teknik sampling lainnya antara lain:

  • Peneliti tidak punya kontrol terhadap anggota populasi
  • Sampel respons sukarela selalu agak bias, karena beberapa orang secara inheren akan lebih cenderung menjadi sukarelawan daripada yang lain.

Prosedur

Langkah-langkah untuk melakukan Voluntary response sampling adalah sebagai berikut:

  1. Menyebarkan daftar pertanyaan
  2. Menunggu ada respon terhadap kueosioner yang disebar.
  3. Mengumpulkan data sampai jumlah sampel cukup, atau dapat pula dilebihkan.
  4. Selanjutnya, dapat pula dilakukan penyaringan berdasarkan kriteria tertentu.

Ilustrasi

Berikut ilustrasi Voluntary response sampling.

Voluntary response sampling: individu menjadi sampling secara sukarela

Contoh

Beberapa contoh Voluntary response sampling:

  1. Kita mengirimkan survei ke semua mahasiswa di universitas dan banyak mahasiswa memutuskan untuk mengisinya. Ini menjadi sampel kita.
  2. Pada kompetisi Indonesian Idol, di mana orang yang mengirim SMS adalah orang yang benar-benar peduli pada acara tersebut atau pendukung dari seorang kontestan.

#7. Purposive sampling

Pengertian

Apa itu purposive sampling?

Purposive sampling adalah teknik pengumpulan sampel non probability di mana peneliti menggunakan kriteria-kriteria tertentu berdasarkan pengetahuannya untuk menentukan dan memilih individu atau unit yang akan menjadi sampelnya.

Purposive sampling berbeda dengan convenience sampling,  juga sering disebut sebagai judgmental sampling, selective sampling, atau subjective sampling,

Jenis

Purposive sampling termasuk ke dalam jenis non-probability sampling atau non random sampling.

Purposive sampling dapat dibagi menjadi 8 jenis atau tipe:

  • Maximum Variation/Heterogeneous Purposive Sample: Sampling variasi heterogen atau maksimum bergantung pada penilaian peneliti untuk memilih peserta dengan karakteristik yang beragam. Hal ini dilakukan untuk memastikan adanya variabilitas maksimum dalam data primer.
  • Homogeneous Purposive Sampling. Sampel purposive homogen adalah sampel yang dipilih karena memiliki karakteristik atau serangkaian karakteristik yang sama.
  • Typical Case Sampling: Kasus tipikal. Menjelaskan kasus-kasus yang rata-rata dan normal.
  • Extreme/Deviant Case Sampling: Kasus ekstrim atau menyimpang. Mengambil sampel dari kasus-kasus yang dianggap tidak biasa atau langka seperti mengeksplorasi alasan kegagalan perusahaan dengan mewawancarai eksekutif yang telah dipecat oleh pemegang saham.
  • Critical Case Sampling: Pengambilan sampel kasus kritis berfokus pada kasus-kasus spesifik yang dramatis atau sangat penting.
  • Total Population Sampling: Pengambilan sampel homogen berfokus pada “berfokus pada satu subkelompok tertentu di mana semua anggota sampel serupa, seperti pekerjaan atau tingkat tertentu dalam hierarki organisasi
  • Theoretical Sampling: Pengambilan sampel teoretis adalah kasus khusus purposive sampling yang didasarkan pada metode induktif Grounded Theory.
  • Expert sampling: teknik purposive sampling yang digunakan ketika penelitian kita perlu mengumpulkan pengetahuan dari individu yang memiliki keahlian (expertise) tertentu.

Karakteristik

Teknik purposive sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel terbaik dalam penelitian kualitatif.

Metode purposive sampling sering digunakan dalam penelitian kualitatif, di mana peneliti ingin mendapatkan pengetahuan rinci tentang fenomena tertentu daripada membuat kesimpulan statistik, atau di mana populasinya sangat kecil dan spesifik.

Purposive sampling yang efektif harus memiliki kriteria dan alasan yang jelas untuk dimasukkan.

Biasanya sampel yang diteliti cukup kecil, apalagi jika dibandingkan dengan teknik probability sampling.

Metode untuk melakukan purposive sampling cukup mudah. Yang harus kita lakukan hanyalah menolak individu yang tidak cocok dengan profil tertentu saat membuat sampel.

Semakin banyak informasi sebelumnya yang kita miliki tentang calon populasi, semakin baik sampel yang akan kita pilih.

Kapan digunakan

Kapan kita menggunakan Purposive sampling?

  • Jika ada batasan waktu untuk pembuatan sampel
  • Jika populasi yang diteliti kecil
  • Jika pengetahuan peneliti dapat menjadi dasar yang kuat untuk pengambilan sampling.

Keunggulan

Keunggulan atau kelebihan dari teknik Purposive sampling adalah:

  • Salah satu metode pengambilan sampel yang paling hemat biaya dan hemat waktu
  • Metode yang tepat yang tersedia jika hanya ada sejumlah sumber data primer yang dapat berkontribusi pada penelitian
  • Efektif dalam mengeksplorasi penggalian informasi menggunakan pendekatan intuitif peneliti

Kekurangan

Kekurangan atau kelemahan dari teknik Purposive sampling dibandingkan dengan teknik sampling lainnya antara lain:

  • Kerentanan terhadap kesalahan dalam penilaian/ judgement oleh peneliti
  • Tingkat reliability yang rendah dan tingkat bias yang tinggi.
  • Ketidakmampuannya untuk menggeneralisasi atau membuat inferensi temuan penelitian

Prosedur

Langkah-langkah untuk melakukan Purposive sampling adalah sebagai berikut:

  1. Menetapkan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan.
  2. Menentukan kriteria-kriteria yang dapat mendukung pencapaian tujuan penelitian. Kriteria yang ditetapkan harus spesifik untuk menghindari bias dan kebingungan saat melakukan penelitian.
  3. Populasi ditentukan berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
  4. Menerapkan desain sampling yang sudah dibuat dengan melakukan sampling pada individu yang sesuai.
BACA JUGA:  Pengertian Big Data: Teknologi, Analisis, Kelebihan dan Kekurangannya

Ilustrasi

Berikut ilustrasi Purposive sampling.

Purposive Sampling: peneliti memilih berdasarkan kriteria yang ditentukannya.
Sumber: StatMat

Contoh

Beberapa contoh melakukan Purposive sampling:

  1. Kita ingin tahu lebih banyak tentang pendapat dan pengalaman siswa penyandang disabilitas di sekolah kita, jadi kita sengaja memilih sejumlah siswa dengan kebutuhan khusus untuk mengumpulkan beragam data tentang pengalaman mereka dengan layanan sekolah.
  2. Seorang peneliti ingin mengkaji suatu perusahaan. Peneliti tersebut memberikan kriteria bahwa anggota sampelnya harus: bekerja lebih dari 5 tahun, jenis kelamin perempuan.

#8. Snowball sampling

Pengertian

Apa itu Snowball sampling?

Snowball sampling atau sampling bola salju adalah teknik pengumpulan sampel non probability yang digunakan oleh peneliti untuk mengidentifikasi subjek potensial dalam studi berdasarkan informasi dari sampel atau objek penelitian sebelumnya.

Snowball sampling juga sering disebut dengan Chain refferal sampling, cold-calling, chain sampling, dan referral sampling.

Snowball sampling adalah metode pengambilan sampel yang peneliti terapkan ketika subjek sulit dilacak.

Jenis

Snowball sampling termasuk ke dalam jenis non-probability sampling atau non random sampling.

Jenis-jenis Snowball sampling adalah:

  • Linier Snowball sampling. Pengambilan Sampel Bola Salju Linear: Pembentukan kelompok sampel dimulai dengan satu subjek individu memberikan informasi tentang hanya satu subjek lain untuk dijadikan calon sampel. Kemudian rantai referensi ini berlanjut dengan hanya satu rujukan dari satu subjek. Pola ini dilanjutkan sampai cukup banyak subjek yang tersedia untuk sampel.
  • Non-discriminative Exponential Snowball sampling. Pengambilan Sampel Bola Salju Non-Diskriminatif Eksponensial: Dalam jenis ini, subjek pertama direkrut dan kemudian dia memberikan banyak referensi untuk menjadi sampel selanjutnya. Setiap rujukan sampel baru ini  kemudian memberikan lebih banyak data untuk rujukan, dan seterusnya, sampai ada cukup banyak subjek untuk sampel.
  • Discriminative Exponential Snowball sampling. Pengambilan Sampel Bola Salju Diskriminatif Eksponensial: Dalam teknik ini, setiap subjek penelitian memberikan banyak rujukan, namun, hanya satu subjek yang kita ambil dari setiap rujukan.

Karakteristik

Kita dapat menggunakan metode pengambilan sampel Purposive sampling jika sampel untuk penelitian sangat jarang atau terbatas pada subkelompok populasi yang sangat kecil.

Pengambilan sampel bola salju biasanya digunakan dalam kasus-kasus di mana:

  • tidak ada daftar yang dihitung sebelumnya dari rincian populasi target (misal: tunawisma),
  • ada rasa sakit yang luar biasa yang terlibat dalam menghubungi anggota populasi target (misal: korban penyakit langka),
  • berkontribusi karena stigma sosial yang melekat pada mereka (kejahatan kebencian, korban pemerkosaan atau pelecehan seksual, seksualitas, dll.)
  • kerahasiaan organisasi tempat responden bekerja (misal: organisasi teroris).

Kapan digunakan

Kapan kita menggunakan Snowball sampling?

  • Teknik ini digunakan dalam situasi di mana populasi sama sekali tidak diketahui dan langka.
  • Sesuai untuk penelitian di mana orang tidak akan secara terbuka mendiskusikan dan berpartisipasi dalam survei untuk berbagi informasi.

Keunggulan

Keunggulan atau kelebihan dari teknik Snowball sampling adalah:

  • Memungkinkan peneliti untuk dapat menjangkau populasi yang sulit dijadikan sampel bila menggunakan metode pengambilan sampel lainnya.
  • Lebih cepat untuk menemukan sampel: Rujukan memudahkan dan cepat menemukan subjek karena berasal dari sumber yang dapat dipercaya.
  • Hemat biaya: Metode ini hemat biaya karena rujukan diperoleh dari sumber data primer. Tidak terlalu mahal dibandingkan dengan metode lain.
  • Penelitian tetap dapat dimulai meskipun kurangnya sampel, karena sampel akan “ditemukan” dalam proses pengambilan data.
  • Pengambilan sampel bola salju dapat membantu kita menemukan karakteristik tentang populasi yang tidak tidak sadari keberadaannya.

Kekurangan

Kekurangan atau kelemahan dari teknik Snowball sampling dibandingkan dengan teknik sampling lainnya antara lain:

  • Biasanya kesalahan atau bias pengambilan sampel tidak dapat dihitung/ ditentukan.
  • Tidak bisa atau sangat sulit untuk membuat kesimpulan tentang populasi berdasarkan sampel yang diperoleh.
  • Peneliti memiliki sedikit kendali atas metode pengambilan sampel.
  • Keterwakilan sampel tidak dijamin. Peneliti tidak mengetahui distribusi populasi dan sampel yang sebenarnya.
  • Bias sampling juga karena subjek awal cenderung menominasikan orang yang mereka kenal baik. Oleh karena itu, sangat mungkin bahwa subjek memiliki sifat dan karakteristik yang sama, sehingga tidak menutup kemungkinan sampel yang akan diperoleh peneliti hanya sebagian kecil dari keseluruhan populasi.

Prosedur

Langkah-langkah untuk melakukan Snowball sampling adalah sebagai berikut:

  1. Menetapkan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan.
  2. Menentukan atau menemukan satu orang (sampel 1) yang sesuai dengan kriteria sampel dan mengambil data darinya.
  3. Menanyakan kepada individu sampel 1, untuk menominasikan jika ada individu lain (sampel 2) yang sesuai dengan kriteria sampel dan bersedia untuk diambil datanya, misal dengan wawancara. Jumlah referensi yang kemudian diambil datanya bergantung dengan metode Snowball sampling yang digunakan (linier vs exponential)
  4. Melakukan pengambilan data ke individu sampel 2, lalu menanyakan ke sampel 2 jika ada calon individu sampel 3. Jumlah referensi dan jumlah individu yang kemudian diambil datanya bergantung dengan metode Snowball sampling yang digunakan (linier vs exponential)
  5. Melanjutkan pola ini sampai dirasa jumlah sampel dan sampel sudah representatif.

Ilustrasi

Berikut ilustrasi Snowball sampling.

Snowball sampling: sampel ditentukan oleh referensi sampel sebelumnya.
Sumber: cuttingedgepr.com

Contoh

Beberapa contoh Snowball sampling:

  • Kita meneliti pengalaman LGBTQ. Karena tidak ada daftar semua penderita di kota kita, pengambilan sampel melalui probability sampling tidak dimungkinkan. Maka kita bertemu dengan satu orang yang setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian, dan dia menghubungkan kita dengan LGBTQ yang dia kenal di daerah tersebut.

Memilih teknik sampling yang sesuai

Untuk penelitian apa pun, penting untuk memilih metode atau pengambilan sampel secara akurat sesuai dengan tujuan atau pertanyaan penelitian kita.

Bagaimana cara memilih teknik sampling yang sesuai dengan penelitian kita?

Efektivitas pengambilan sampel bergantung pada berbagai faktor.

Berikut adalah beberapa faktor beserta langkah-langkah untuk memutuskan metode pengambilan sampel mana yang harus kita gunakan.

  1. Lihat kembali tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian. Hal ini akan membantu kita untuk menentukan sampling frame-nya serta berapa jumlah sampel yang kita butuhkan.
  2. Mengecek ketersedian kerangka sampel (sampling frame). Sampling frame dapat ditentukan berdasarkan tujuan penelitian. Selanjutnya, kita bisa mencari sumber data yang mungkin dapat kita ambil datanya.
  3. Membuat desain studi atau desain penelitian. Kita kemudian menyusun desain penelitian terutama dalam hal variabilitas individu dalam populasi.
  4. Mengecek ketersediaan biaya dan waktu penelitian. Ini akan banyak mempengaruhi pemilihan teknik sampling, karena setiap teknik sampling membutuhkan biaya dan waktu yang berbeda-beda.
  5. Identifikasi teknik pengambilan sampel yang efektif.  Selanjutnya kita melakukan identifikasi teknik sampling yang berpotensi mencapai tujuan penelitian. Kita dapat melakukan simulasi untuk menguji masing-masing metode ini dan periksa apakah dapat membantu dalam mencapai tujuan penelitian kita dan sesuai dengan desain studi.
  6. Pilih metode yang paling cocok untuk penelitian.

Kesimpulan

Pada tulisan ini, kita mempelajari setidaknya 8 teknik sampling, yaitu:

  • Simple random sampling (probability)
  • Systematic sampling (probability)
  • Stratified sampling (probability)
  • Cluster sampling (probability)
  • Convenience sampling (non-probability)
  • Voluntary response sampling (non-probability)
  • Purposive sampling (non-probability)
  • Snowball sampling (non-probability)

Setelah membaca artikel ini, kita dapat memahami bahwa setiap teknik metode sampling memiliki pengertian, karakteristik, keunggulan, dan kelemahannya. Dijelaskan pula kapan suatu teknik sampling sesuai untuk digunakan, berikut contohnya.

Pada bagian terakhir, dijelaskan pula tips dan langkah-langkah untuk memilih teknik sampling yang paling sesuai dengan desain penelitian yang kita miliki.

About The Author

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top