25 Komponen Peta yang Harus Diketahui dalam Pembuatan Peta

komponen komponen peta

 

Setiap peta dapat memiliki komponen peta yang lengkap, maupun tidak. Apa saja komponen yang terdapat pada sebuah peta?

Komponen peta adalah komponen-komponen atau unsur-unsur pada sebuah peta yang berfungsi untuk membantu atau mempermudah pembaca peta dalam memahami dan memaknai peta tersebut.

Pengetahuan dan pemaham mengenai komponen peta ini dibutuhkan oleh pembaca, dan terlebih lagi untuk pembuat peta.

Dalam artikel ini, komponen peta dijelaskan dengan lengkap meliputi apa itu komponen peta, komponen peta ada apa saja, beserta penjelasan dan panduan style dan penempatannya dalam sebuah peta.

Komponen-komponen peta

Komponen peta adalah komponen-komponen atau unsur-unsur dalam sebuah peta.

Komponen peta ini merupakan bagian-bagian yang menyusun peta.

Setiap komponen peta memiliki fungsi yang berbeda-beda, dengan tujuan utama adalah untuk membantu atau mempermudah pembaca peta dalam memahami dan memaknai peta tersebut.

Jadi, apa saja komponen-komponen peta?

Kita simak bersama penjelasannya.

1. Judul peta

Komponen peta yang pertama adalah judul peta. Komponen ini memuat informasi tentang apa yang ditampilkan atau digambarkan oleh peta tersebut. Judul peta sangat penting karena menjadi yang pertama dilihat oleh pengguna atau pembaca.

Sesuai fungsinya, judul peta menggambarkan isi dan jenis peta. Dalam banyak kasus, judul juga menunjukkan lokasi geografis peta serta lembaga pembuatnya. Meskipun demikian, jika memungkinkan, informasi ini bisa kita letakkan di sub judul, atau lebih baik lagi, kita letakkan di bagian metadata yang tertulis di informasi tepi peta.

Ada beberapa kasus pada peta-peta tematik dimana kita tidak perlu memunculkan lokasi geografis peta. Misalnya, untuk peta-peta yang kita gunakan untuk presentasi atau peta-peta dalam paper ilmiah.

Misal dalam kasus tersebut, kita bisa mengganti judul peta dari: “Sebaran Deforestasi di Provinsi Riau Tahun 2000-2020” dengan alternatif judul yang lain, misal: “Di mana deforestasi terjadi dalam 20 tahun terakhir”.

Dalam kasus yang lain, judul peta terkadang tidak perlu ditampilkan. Misal pada peta tematik satu topik, di mana informasi judul peta dapat diletakkan pada judul di legenda peta.

Judul peta biasanya ditulis dengan huruf kapital dengan ukuran font yang besar. Dengan begini, pembaca peta akan langsung mengerti isi dan jenis peta dari judul tersebut.

Meskipun judul dapat ditempatkan di mana saja, penempatan ini judul harus menjadi salah satu komponen yang terlihat pertama. Namun, tetap tidak mengalahkan “muka peta” sebagai pusat perhatian secara keseluruhan.

Berikut ini adalah contoh di mana penempatan judul yang efektif:

komponen judul peta
Contoh penempatan judul peta

2. Subjudul

Subjudul merupakan komponen yang lebih sering tidak dibutuhkan dalam sebuah peta.

Subjudul dibutuhkan untuk menambahkan keterangan tambahan pada judul peta, biasanya agar judul peta tidak terlalu panjang.

Misalnya, kita bisa menambahkan informasi periode dan metode analisis dalam subjudul peta.

Lihat contoh di bawah ini.

JUDUL: DI MANA DEFORESTASI TERJADI?

SUBJUDUL: ANALISIS DATA PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2000-2020

Subjudul ditempatkan tepat di bawah judul peta, dengan tipografi yang sama, namun dengan ukuran huruf yang lebih kecil sehingga judul peta tetap menjadi perhatian utama.

3. Muka peta/  area peta/ badan peta/ data frame

Muka peta atau area peta atau badan peta, merupakan komponen peta berupa area di mana informasi utama atau “gambar” peta diletakkan. Beberapa orang akan menyebut ini sebagai area data (dataframe).

Peta harus selalu dirancang agar muka peta harus selalu menjadi perhatian utama pembaca peta.

Terkait muka peta, pertanyaan yang perlu pembuat peta jawab segera setelah mulai memikirkan layout peta adalah: Berapa banyak peta yang kita butuhkan dalam satu layout?

Peta dengan lebih dari satu muka peta membutuhkan pertimbangan lebih.

Misalnya, apakah petanya satu tema multi waktu, atau peta multi tema?

Jika peta multiwaktu, kita cukup memberikan satu legenda saja, dan memberikan informasi waktu data pada setiap muka peta.

Jika peta multi tema, kita perlu memunculkan legenda pada setiap muka petanya.

Karena hal ini, memunculkna banyak peta dalam satu layout perlu dipertimbangkan dengan matang agar tidak membingungkan. Jika memungkinkan, pilih informasi utama sebagai peta utama, dan informasi lainnya dapat ditampilkan sebagai inset peta.

4. Legenda peta

Legenda peta adalah salah satu komponen peta yang hampir pasti selalu ada pada sebuah peta.

BACA JUGA:  Sistem Penginderaan Jauh: Aktif vs Pasif, Fotografi vs Non Fotografi

Legenda peta memberikan detail simbol (ikon, titik, garis, poligon) dan keterangannya (deskripsi item).

Pengaturan legenda peta disesuaikan dengan pembaca peta dan media peta.

Berdasarkan pertimbangan pembaca dan media peta, terkadang pembuat peta tidak memasukkan jenis fitur/objek yang dipahami secara umum dengan simbologi standar seperti batas wilayah, badan air, ketinggian, dan sebagainya.

Pada peta yang digunakan dalam slide presentasi, legenda harus diusahakan sangat minimal agar pembaca dapat lebih fokus pada pembicara dan tidak menghabiskan waktu terlalu banyak dalam membaca peta. Tetapi harus hati-hati juga, karena peta ini tetap harus bisa dipahami dengan baik ketika slide presentasi dibaca pada waktu lain.

Legenda harus berada di dalam atau di dekat muka peta yang terkait dengannya. Legenda dapat ditempatkan di dalam maupun luar bagian muka peta.

Dalam peta dimana ada banyak muka peta , seperti peta multiwaktu, legenda cukup ditulis sekali aja.  

Pada atlas atau laporan di mana peta dengan legenda yang sama di tampilkan beberapa kali, kita mungkin dapat meletakkan legenda sekali saja, yaitu pada peta pertama yang muncul. Tetapi kita harus memastikan informasi ini dapat diakses dengan mudah ketika pembaca membutuhkannya.

Untuk lebih memahami mengenai legenda peta, silahkan baca artikel ini: Legenda Peta dan Pengaturannya (Sebuah Penjelasan Lengkap).

5. Penunjuk skala peta

Skala peta merupakan rasio perbandingan antara jarak di peta dengan jarak sebenarnya.

Skala disajikan dalam berbagai jenis, yaitu skala angka, skala grafis dan skala verbal.

Pada peta modern, skala verbal biasanya sudah tidak dipakai.

Peta-peta resmi dari pemerintah biasanya menggunakan skala angka dan skala grafis sekaligus.

Pada masa sekarang, dimana peta disebarluaskan dalam format digital (jpeg, png, pdf) atau menjadi bagian dalam suatu dokumen (laporan, slide presentasi), penggunaan skala angka mulai ditinggalkan. Hal ini karena perbesaran dan pengecilan ukuran peta dapat dilakukan dengan mudah.

komponen peta skala peta
Skala grafis untuk menunjukkan skala peta

Skala angka pada peta tersebut tidak bisa mengikuti perubahan dimensi peta, tetapi skala grafis dapat secara fleksibel mengikuti perubahan itu.

Skala grafis dapat ditampilkan dengan sesederhana mungkin, dengan hanya menampilkan segmen-segmen garis dan angka keterangan jarak yang diwakilinya.

Hal ini dikarenakan mayoritas peta pada masa sekarang tidak dibuat untuk melakukan pengukuran jarak. Tetapi komponen peta ini tetap dibutuhkan untuk memberikan ilustrasi skala pada area yang dipetakan.

Penjelasan yang lebih lengkap dan mendalam mengenai skala peta dapat dibaca di artikel ini: Skala Peta: Pengertian, Jenis, dan Cara menghitungnya.

6. Penunjuk mata angin /arah /orientasi

Komponen yang berada di dalam peta selanjutnya adalah penunjuk mata angin yang juga disebut dengan orientasi.

Penunjuk mata angin memiliki bentuk seperti tanda panah yang biasanya menunjuk ke arah utara.

Karena hampir pasti arah utara terletak mengarah pada bagian atas peta, penunjuk mata angin sering tidak ditampilkan pada peta.

Namun pada beberapa kasus, penunjuk arah mata angin ini HARUS dimunculkan pada peta, yaitu:

  • Pada peta navigasi atau peta topografi, penunjuk mata angin harus menunjukkan utara sejati (true north) dan utara magnetis. Dan sebaiknya penunjuk orientasi digambarkan lengkap berupa empat atau delapan mata angin, untuk memudahkan proses navigasi.
  • Pada peta di mana arah utara tidak mengarah ke bagian atas peta. Maka, penunjuk arah utara harus ditampilkan untuk menghindari kebingungan pengguna peta.

7. Inset peta

Peta inset adalah peta kecil yang relatif terhadap peta utama, yang bertujuan untuk membantu memberi informasi tambahan.

Komponen peta ini setidaknya memiliki empat fungsi potensial, yaitu:

  • menunjukkan area peta utama secara lebih rinci dengan memperbesar sebagian peta utama
  • memberikan gambaran tentang lokasi peta utama dengan memperkecil dari peta utama dan menunjukkan lokasi disekitarnya
  • memberikan informasi peta tambahan mengenai tema atau informasi lain yang akan membantu membaca fenomena pada peta utama
  • menyambung lokasi peta yang berbeda namun dengan informasi yang sama, pada lembar peta yang sama

Untuk lebih memahami mengenai inset pada peta, silahkan baca artikel ini: Inset Peta: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Contohnya.

8. Lettering peta

Lettering peta atau lettering pada peta merupakan istilah yang merujuk pada pengaturan teks atau huruf pada sebuah peta.

Teks pada peta menjelaskan informasi-informasi yang tidak dapat diungkapkan dengan mudah dalam bentuk visual lainnya.

Keberadaannya berfungsi untuk membantu proses pembacaan peta. Namun jika tidak diatur dengan baik, bisa saja teks ini akan mengganggu pembaca dan mengaburkan perhatian pembaca peta dari informasi utama peta.

Saya membuat tulisan secara mendalam mengenai lettering pada peta, silahkan baca artikel ini: Lettering peta: pengertian, fungsi, dan panduan penulisannya.

9. Informasi sistem proyeksi dan sistem koordinat

Sebelum melanjutkan membaca, silahkan membaca tulisan mengenai Proyeksi Peta terlebih dahulu untuk lebih memahami penjelasan berikutnya.

Salah satu tujuan untuk menyediakan informasi proyeksi adalah sebagai sarana untuk mengingatkan pengguna peta tentang potensi manfaat dan keterbatasan dari peta yang dibacanya.       

Misal, dengan mengetahui sistem proyeksi peta yang dipakai, pengguna peta jadi bisa mempertimbangkan apakah peta tersebut tepat untuk digunakan untuk mengukur jarak atau luas, atau memanfaatkannya untuk keperluan navigasi, atau tidak.

BACA JUGA:  Toponimi: Pengertian, Pemetaan, dan Survei

10. Garis grid koordinat

Garis grid koordinat adalah garis lintang dan bujur atau garis dalam koordinat metrik yang membentang di sepanjang permukaan muka peta dan memungkinkan pembuat peta untuk memvisualisasikan lokasi di sembarang titik di peta.

Garis koordinat ini sangat bermanfaat pada peta tujuan umum atau peta-peta untuk tujuan navigasi.

Layout peta yang menampilkan peta hasil analitik seringkali tidak perlu menyertakan garis koordinat.

Untuk membantu memberikan pemeriksaan lokasi relatif pada peta-peta itu, informasi koordinat ditampilkan dengan titik koordinat pada margin tepi peta. Dapat juga dengan cukup menampilkan tanda tambah ( + ) pada perpotongan dua garis koordinat tanpa menampilkan garis koordinatnya.

11. Sumber peta dan sitasi data

Komponen peta yang selanjutnya ada sumber peta yang menunjukkan sumber dari informasi yang digunakan untuk membuat peta.

Sumber peta bisa menjelaskan rujukan-rujukan melalui sitasi data apa saja (beserta instansi berwenang) yang digunakan untuk membuat peta dan apakah data tersebut bisa dipercaya atau tidak.

12. Tahun pembuatan peta

Setiap peta memiliki tahun pembuatannya yang akan membantu pembaca untuk menganalisis kecenderungan-kecenderungan yang berubah dari waktu ke waktu. 

Informasi tentang tahun pembuatan peta juga bisa menjadi sumber informasi tentang akurasi data yang digunakan di tahun pembuatan.

13. Informasi pembuat/ lembaga pembuat peta

Informasi ini mengacu pada orang dan lembaga yang merancang, melakukan analisis, dan menyusun tata letak peta.

Nama pembuat peta penting untuk dicantumkan karena berbagai alasan seperti menandakan bahwa seseorang bertanggung jawab atas apa yang terkandung peta tersebut, memberikan nama kontak untuk pertanyaan tindak lanjut, dan penghargaan terhadap pekerjaan/ karya seseorang.

Jika diperlukan, informasi pembuat peta dapat ditambahkan dengan informasi organisasi, alamat, nomor telepon, alamat email, dan alamat website. Informasi ini dapat diatur dengan pemisah pipa ( | ) untuk memastikan tampilan yang lebih rapi.

14. Garis batas tepi peta

Garis batas tepi peta digunakan untuk mengelompokkan semua elemen layout peta bersama-sama melalui garis tunggal yang mengelilingi semua elemen.

Garis batas tepi peta ini ditempatkan di semua elemen sehingga sering bertindak sebagai bingkai. Garis ini dapat dibuat dengan garis yang lebih tebal daripada garis yang lain (meskipun tidak selalu). Selain bingkai, garis batas tepi peta juga bisa menjadi batas, jika peta diberikan warna background.

15. Garis batas komponen peta

Garis batas komponen peta adalah garis (atau biasanya kotak) yang digunakan untuk memisahkan antara komponen-komponen peta.

Tujuan dari garis ini adalah untuk memisahkan elemen secara eksplisit untuk memberikan tampilan yang terorganisir.

Garis batas komponen peta hampir selalu berwarna hitam atau abu-abu gelap. Garis ini tidak selalu ada pada peta, dan jika ada, garis-garis ini harus didesain dengan efektif dan estetik.

16. Nomor peta

Nomor peta mengacu pada nomor lembar peta yang terdapat dalam sebuah seri peta. Nomor peta biasanya disertai dengan angka yang menunjukkan jumlah total peta dalam rangkaian tersebut.

Nomor peta ini sangat umum digunakan pada peta berseri yang dikeluarkan pemerintah, seperti peta RBI dan peta geologi.

Jika peta adalah bagian dari rangkaian atau seri peta, maka kita harus menyertakan informasi ini pada peta yang kita buat. Mengingat pentingnya informasi ini, unsur peta ini biasanya ditempatkan tepat setelah judul.

17. Tabel

Tabel adalah serangkaian data yang disusun dalam baris dan kolom, seringkali ditambah dengan header (judul) kolom.

Peta mampu menampilkan informasi sebarab, pola dan kecenderungan spasial suatu objek atau fenomena.

Namun terkadang, pembaca peta mungkin membutuhkan beberapa statistik detil terkait objek atau fenomena yang dipetakan.

Jika informasi tersebut tidak bisa masuk ke dalam simbol peta, maka tabel bisa jadi merupakan pilihan yang paling tepat.

18. Informasi tambahan berbasis gambar

Gambar terkadang bisa menjadi unsur peta yang sangat penting. Informasi tambahan berbasis gambar juga sering ditambahkan pada peta. Beberapa di antaranya adalah:

  • foto/ gambar
  • grafik dan diagram
  • tabel

Foto dan gambar

Foto dan gambar dapat digunakan untuk menunjukkan gambaran atau ilustrasi kenampakan objek yang dipetakan atau objek terkait lainnya. Hal ini dilakukan agar pembaca peta dpat dengan mudah mendapatkan gambaran nyata dari peta yang dihadapannya.

Jenis foto atau gambar yang biasanya ditambahkan dalam layout peta antara lain:

  • Foto objek yang dipetakan. Misal foto spesies atau foto perwakilan tipe habitat
  • Foto proses pengambilan sampel atau pengambilan data.
  • Foto alat untuk melakukan pengambilan sampel/ data.

Dalam beberapa kasus, foto-foto tersebut dapat ditautkan ke lokasi yang sangat spesifik melalui koordinat dan ditempatkan di dekat lokasi yang sesuai pada elemen peta menggunakan callout.

Foto dan gambar ini tidak boleh mengganggu fokus pembaca peta. Masukkan foto dan gambar jika memang benar-benar dibutuhkan saja.

Selain itu, pemilihan foto dan gambar juga harus dilakukan dengan tepat dan efektif. Foto-foto ini tidak boleh membingungkan dan harus segera bisa ditangkap maknanya dalam sekali lihat.

BACA JUGA:  Fungsi dan Keunggulan SIG Beserta Kelemahannya

Grafik dan diagram

Sekali lagi prinsipnya, grafik dan diagram harus dapat memberikan arti lebih dalam pemaknaan sebuah peta.

Misal, pada kepadatan penduduk, mungkin grafik yang menunjukkan penduduk menurut kelompok umur bisa jadi membantu proses analisis dan interpretasi pada peta tersebut. Tetapi sekali lagi, ini juga harus disesuaikan dengan tujuan peta itu dibuat.

Grafik dan diagram harus cocok dengan data yang ditampilkan di peta dalam hal warna dan corak, jika mereka menampilkan data yang sama.

Sejauh jenis grafiknya, pilih jenis yang menggambarkan objek dengan sesederhana mungkin, dan jika perlu, masukkan kotak teks, panah, yang secara eksplisit menunjukkan kepada pembaca peta mengapa grafik itu penting.

Logo lembaga

Logo lembaga termasuk dalam gambar dalam peta. Namun, logo lembaga tidak langsung terkait dengan peta dan memiliki karakteristik khusus dalam pertimbangannya.

Logo lembaga seringkali diletakkan pada bagian di dekat judul, dengan harapan pembaca bisa langsung mengenali lembaga pembuat peta tersebut.

Hal ini bisa jadi merupakan pilihan yang tepat, jika memang pembaca peta diharuskan untuk segera melihat logo tersebut untuk menilai keabsahan suatu peta. Misal pada peta evakuasi jika terjadi bencana tsunami yang dipasang di baliho di sebuah pantai, logo lembaga seperti BNPB atau BPBD yang menonjol bisa dimaklumi.

Tetapi pada banyak kesempatan lainnya, sebaiknya logo lembaga ditempatkan di bagian lain, tepatnya bersamaan dengan informasi pembuat peta.

19. Informasi tambahan berbasis teks

Teks deskriptif mengacu pada teks apa pun yang mendukung tujuan peta yang tidak sesuai dengan salah satu kategori di atas. Seringkali, sifat spesifik peta Anda memerlukan elemen deskriptif yang unik.

Informasi berbasis teks ini biasanya jadi panjang, sehingga pembuat peta harus menampilkan ini dengan baik. Tetap terbaca namun tidak mengganggu peta secara keseluruhan.

Beberapa di antaranya adalah:

  • disclaimer
  • copyright
  • pengesahan
  • ucapan terima kasih
  • metode analisis

Disclaimer

Disclaimer digunakan oleh sebagian besar lembaga publik dan banyak perusahaan swasta untuk melindungi dari tuntutan hukum yang timbul dari peta yang digunakan untuk tujuan yang tidak diinginkan.

Selain itu, informasi disclaimer juga dapat digunakan untuk menginformasikan kepada pembaca mengenai potensi keterbatasan produk peta.

Contoh disclaimer berisi teks seperti: “Kami menyediakan data ini apa adanya, pengguna bertanggung jawab untuk menentukan penggunaan yang tepat untuk data tersebut; lembaga tidak bertanggung jawab atas hasil buruk yang terkait dengan penggunaan tersebut”.

Contoh lainnya: “Peta ini merupakan peta indikatif. Jangan digunakan sebagai dasar pengukuran lapangan”.

Disclaimer disampaikan dalam teks kecil namun dapat dibaca pada tata letak peta dengan elemen lainnya adalah satu-satunya cara yang harus dilakukan.

Copyright

Hak cipta peta menyatakan pembuat peta dan terkadang disertai dengan tanggal pernyataan hak cipta.

Pembuat peta jaman sekarang dapat melisensikan karya kreatif seperti tata letak peta yang bertindak sebagai tambahan atas hak cipta melalui pendaftaran lisensi , misal lisensi Creative Commons.

Pengesahan

Kolom pengesahan peta biasanya ada pada peta resmi buatan lembaga pemerintah yang digunakan untuk kepentingan publik.

Dalam bagian pengesahan ini, biasanya tanda tangan pejabat publik disertakan.

Metode analisis

Metode analisis dapat disampaikan secara singkat untuk menambah informasi dalam proses analisis dan interpretasi peta.

Metode analisis ini tidak perlu disampaikan secara lengkap dan panjang, namun tetap harus disampaikan dengan jelas.

Ucapan terima kasih (acknowledgement)

Ucapan terima kasih (acknowledgement) dapat disampaikan pada peta jika memang dibutuhkan. Dalam bagian ini, pembuat peta dapat menyampaikan penghargaan kepada pihak-pihak yang membantunya dalam pembuatan peta tersebut.

Apakah komponen peta harus selalu dimunculkan?

Komponen peta tidak harus ditampilkan semuanya dalam sebuah peta.

Beberapa hal pertama yang harus kita perhatikan adalah tujuan, pembaca, dan media peta.

Sebagai contoh, kita akan menyiapkan sebuah peta yang akan menunjukkan daerah kajian penelitian (Misal: Kota Surabaya). Peta itu akan ditampilkan pada paper di jurnal internasional dengan target pembaca mahasiswa, peneliti (dari seluruh dunia).

Untuk keperluan seperti ini, hal yang paling penting untuk kita tunjukkan adalah LOKASI. Kita mungkin tidak memerlukan judul peta, sumber data, dan informasi mengenai sistem koordinat atau proyeksi.

Untuk memudahkan pembaca membayangkan konteks lokasinya, kita bisa menggunakan beberapa tingkatan inset peta, mulai dari menunjukkan Negara Indonesia, lalu Pulau Jawa, baru kemudian menunjukkan lokasi Kota Surabaya sebagai muka peta utama.

Dengan menggunakan proses yang sama, kita bisa mengaplikasikan proses ini ke dalam peta apapun.

Prinsipnya adalah bahwa kita tidak perlu menampilkan semua element peta. Justru sebaliknya, lakukan seminimal mungkin dengan hanya menampilkan elemen-elemen yang benar-benar dibutuhkan pembaca untuk memahami peta kita.

Penutup

Pada artikel ini, kita telah sama-sama belajar mengenai komponen-komponen peta, termasuk penjelasannya, pertimbangannya dalam penggunaan dalam peta, serta sedikit panduan bagaimana memilih style dan menempatkannya dalam layout peta.

Jika ada pertanyaan atau hal yang ingin didiskusikan, silahkan menuliskannya pada kolom komentar di bawah.

Semoga bermanfaat!

About The Author

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top